Kamis, 25 Juli 2013

UKM Terus Menjadi Primadona

UKM Terus Menjadi Primadona Produk kerajinan hasil karya Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Saat ini perbankan makin gencar menyalurkan kredit kepada UKM. Penyaluran kredit kepada usaha kecil dan menengah (UKM) makin meningkat setiap tahun. Tak pelak, hal ini membuat perbankan memandangUKMsebagaisalahsatu motor perkembangan kredit. Fakta inilah yang terungkap dari hasil Indonesian Banking Survey 2013 yang dikeluarkan PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia, akhir April lalu. Survei ini melibatkan lebih dari 80 eksekutif perbankan senior di sektor perbankan dari 82 bank di Indonesia mulai dari bank lokal hingga bank-bank asing. Para responden yang bekerja di bank mewakili 74% dari pangsa pasar bank berdasarkan aset. Menurut survei tersebut, perbankan sangat optimistis pada pertumbuhan UKM, dengan memperkirakan pertumbuhan sebesar 44%. Angka ini lebih besar dibanding 2012 dan 2011 yang masing-masing sebesar 35% dan 31%. Sementara, usaha mikro mengalami sedikit penurunan, dari 18% tahun lalu menjadi 15% tahun ini. Pertumbuhan UKM diyakini melebihi kredit konsumen yang hanya sebesar 22% tahun ini. Angka ini mengalami pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 19%. Sementara, pertumbuhan kredit perusahaan diprediksi menurun dari 26% pada tahun lalu menjadi sebesar 19% tahun ini. Hasil survei ini memperlihatkan angka pertumbuhan kredit UKM cukup jauh dibanding kredit sektor lain. Tak heran jika saat ini sejumlah bank berlomba-lomba memberikan perhatian besar pada sektor UKM. Seperti PT Bank CIMB Niaga Tbk yang melakukan sejumlah program untuk memperluas jangkauan kredit UKM. Beberapa waktu lalu CIMB menambah unit Mikro Laju di area Kalimantan. Menurut Direktur Commercial Banking & Syariah CIMB Niaga Handoyo Soebali, sektor UKM masih menjadi penopang perekonomian masyarakat. “Terutama, dalam meningkatkan perekonomian di daerahnya masing-masing,” kata Handoyo (KORAN SINDO/4/5). Pada 2 Mei lalu secara serentak CIMB Niaga meresmikan 21 unit Mikro Laju di area Kalimantan, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Perekonomian Kalimantan dinilai mempunyai prospek kemajuan yang bagus. Hal inilah yang menjadi alasan untuk terus menambah unit Mikro Laju di Pulau Borneo. “Sehingga, menjadikan jumlah Mikro Laju CIMB Niaga mencapai 350 unit,” ujar Handoyo. Keuntungan penyaluran kredit pada UKM juga dirasakan PT Bank Internasional Indonesia (BII) Tbk. Tahun lalu kredit UKM BII mencatatkan pertumbuhan sebesar 41% yaitu dari Rp16,4 triliun menjadi Rp23,1 triliun. Bandingkan dengan kredit korporasi hanya tumbuh 24% menjadi Rp21,6 triliun. Dengan berbagai pertumbuhan yang ada, pada tahun lalu BII membukukan laba bersih sebesar Rp1,2 triliun atau naik 81% dibanding tahun sebelumnya. “Laba setelah pajak BII juga meningkat 72% mencapai Rp1,7 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp985 miliar,” kata Presiden Direktur BII Dato Khairussaleh Ramli seusai rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa di Jakarta, April lalu, seperti dilansir Antara(23/4). Pengamat perbankan Aviliani kepada KORAN SINDOmengatakan, kontribusi UKM pada laba perbankan sangat besar bahkan bisa mencapai lebih dari 50% secara nasional. Dia yakin, walaupun belum diwajibkan pemberian kredit UKM hingga 20%, perbankan tetap akan menjadikan UKM sebagai sektor penting dalam penyaluran kredit mereka. “BI baru mewajibkan penyaluran kredit UKM sebesar 20% pada 2014,” kata Aviliani. Sektor UKM yang menjadi sasaran utama perbankan adalah perdagangan. Menurut Aviliani, sektor perdagangan lebih mudah bagi perbankan dalam penyaluran kredit karena keuntungannya lebih jelas dibanding UKM produksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar